SAMBUT RAMADHAN PENGURUS MESJID ALQADAR ADAKAN RITUAL PANGGANG ITIK
Sekitar sepuluh orang pengurus masjid al qadar desa Kapar kecamatan Murung Pudak berkumpul di depan rumah bapak sahidin (Di Pasar Kapar Murung Pudak) dalam rangka acara masak-memasak menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan 1435 Hijriah , dalam acara masak-memasak ini menu yang di hidangkan adalah Itik Panggang yang di rendam dalam santan, serta ayam Panggang . Acara berlangsung dari pukul 20.15 wita dan berakhir dengan acara makan bersama di warung abah desi pada pukul 21.30 wita dengan di dahului pembacaan do'a selamat .
di tulis oleh
Erfin Wardana
Kamis, 26 Juni 2014
Jumat, 13 Juni 2014
PULUHAN PEDAGANG DI KELURAHAN BELIMBING AMBIL BERKAH NISFU SYA'BAN
Gambar : Suasana Pasar Nisfu Sya'ban di Kelurahan Belimbing Kec. Murung Pudak
PULUHAN PEDAGANG DI KELURAHAN BELIMBING AMBIL BERKAH NISFU SYA'BAN
Ibadah puasa Nisfu sya'ban di manfaatkan warga untuk meraup rupiah , hal tersebut terlihat Sekitar Puluhan pedagang di Kelurahan Belimbing Memasang Lapak-lapak jualan di sekitar Jl Rahayu kelurahan Belimbing Kecamatan Murung Pudak tabalong pada Jum'at 13 Juni 2014, Para pedagang ini menjual aneka makanan seperti Es Buah , Aneka Gorengan , serta makanan lainnya yang mana makanan-makanan lainnya yang mana makanan -makanan tersebut di jual sebagai menu buka puasa Nisfu nantinya .
Para pembeli yang turut datang dari penjuru kecamatan murung Pudak dan sekitarnya pun berramai-ramai mendatangi tempat tersebut untuk membeli berbagai kebutuhan makanan tersebut nantinya akan di santap pada kegiatan Buka Puasa Nisfu sya'ban, sehingga terlihatlah sebuah Fenomena bahwa Nisfu Sya'ban membnawa keberkahan bagi Masayarakat terutama bagi para pedagang yang berjualan disana .
Ditulis Oleh Erfin Wardana
SAMBUT NISFU SYA’BAN WARGA DESA KAPAR DATANGI MESJID JAMI’ AL QADAR UNTUK BERIBADAH
Gambar ; Suasana Ibadah Menyambut Malam Nisfu Sya'ban di Masjid Jami' Al Qadar Kapar
SAMBUT NISFU SYA’BAN WARGA DESA KAPAR DATANGI MESJID JAMI’ AL QADAR UNTUK BERIBADAH
SAMBUT NISFU SYA’BAN WARGA DESA KAPAR DATANGI MESJID JAMI’ AL QADAR UNTUK BERIBADAH
Bagi warga
nahdliyin (Wara Nahdlatul ulama) , Malam nisfu sya’ban di maknai sebagai malam
penuh keberkahan, rahmat, dan ampunan dari allah swt . selain itu pada malam
tersebut diyakini sebagai malam pergantian buku catatan yakni catatan amal-
amal kita yang terdapat pada buku yang lama diganti dengan buku yang baru , dan
proses pergantian buku catatan tersebut terjadi pada malam nisfu sya’ban yang
Mubarak ini , sehingga untuk mengisi malam yang penuh berkah tersebut sekaligus
agar dalam tahap pergantian buku catatan amal kita,masing masing kita
mengakhiri pada buku yang lama dengan amal yang baik dan mengawali buku catatan
yang baru dengan amaliyah yang baik pula, maka para warga ahlusunnah waljamaah
atau yang dikenal di Negara kita ini dengan sebutan warga Nahdliyin ( Warga NU)
mengisinya dengan bermacam ragam kegiatan ibadah mulai dari shalat maghrib
berjamaah, kemudian di lanjutkan dengan sholat
Hajat secara berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan surah
yaasin sebanyak tiga kali, dan setelah sholat Isya dilanjutkan dengan
menunaikan shalat tasbih sebanyak empat rakaat dan menghidupkan malam nisfu
sya’ban dengan amaliyah-amaliyah lainnya.
Kegiatan-
kegiatan di atas telah mendarah daging dan mentradisi di kalangan warga
Nahdliyin tak terkecuali yang terjadi di
mesjid Jami’ Al Qadar Desa Kapar Kecamatan Murung Pudak kabupaten Tabalong ini
, ratusan warga dari berbagai penjuru desa
berbondong-bondong mendatangi masjid Jami’ Al Qadar untuk beribadah
disana pada Kamis 13 Juni 2014 bertepatan pada malam 15 Sya'ban 1435 Hijriah.
Azan Maghrib
sudah di kumandangkan oleh bapak Munadi Kegiatan dimulai dengan melangsungkan
ibadah sholat maghrib berjamaah yang di imami oleh Bapak Haji Murhan, usai
sholat maghrib berjamaah di lanjutkan dengan sholat Hajat berjamaah , dan di
susul dengan pembacaan suratul yaasin setelahnya . Pembacaan Surah Yaasin di
lakukan sebanyak tiga kali tentunya dengan niat yang berbeda pada setiap kali pembacaan
surah yaasin , Pada pembacaan surah
yaasin yang pertama para jamaah berniat dan berdoa memohon kapada allah
swt agar di panjangkan umur yang tentunya umur yang panjang itu di manfaatkan
untuk memperbanyak ibadah kepada allah swt, Kemudian Pada pembacaan surah yaasin yang kedua kalinya para jamaah berniat dan berdoa memohon kapada
allah swt agar di berikan rezeki yang halal lagi penuh berkah dan terakhir Pada
pembacaan surah yaasin yang ketiga
kalinya para jamaah berniat dan berdoa
memohon kapada allah swt agar allah swt menetapkan keimanan di hati mereka dan
mereka semua di matikan dalam keadaan khusnul khatimah dalam Pembacaan yaasin
ini dipimpin oleh Bapak Endang Masni dan
Pembacaan doa dipimpin oleh bapak H Farhani.
Usai pembacaan
surah yasin maka tibalah waktu isya azan
Isya dikumandangkan oleh bapak Gito dan di lanjutkan dengan sholat isya
berjamaah kemudian sholat tasbih
berjamaah dan ditutup dengan doa bersama yang dipmpin oleh bapak Haji murhan
selaku Imam Sholat maka dengan demikian berakhirlah kegiatan Ibadah malam Nisfu
Sya’ban di mesjid al qadar yang dilaksanakan penuh dengan kehusyukan, dan keikhlasan serta pengharapan akan Ridha Allah Swt .
Ditulis Oleh Erfin Wardana
Adapun penjelasan mengenai keutamaan
malam Nisfu sya’ban dapat kita lihat pada hadits di bawah ini yang saya ambil
dari http://pondokhabib.wordpress.com/2011/07/15/pembahasan-sekitar-malam-nisfu-syaban-bagian-i-bersama-gus-im/
Berikut ini :
Hadist pertama
Diriwayatkan dari Siti A’isyah ra berkata, :”“Suatu malam
rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka
bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau
dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: “Hai
A’isyah engkau tidak dapat bagian?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah,
aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena
engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa
sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. “Malam ini adalah malam
nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan
mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih
sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” (H.R. Baihaqi) .
Hadits Kedua
Diriwayatkan dari Siti Aisyah ra bercerita bahwa pada suatu malam
ia kehilangan Rasulullah SAW. Ia lalu mencari dan akhirnya menemukan beliau di
Baqi’ sedang menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau berkata: “Sesungguhnya
Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam nishfu Sya’ban dan
mengampuni (dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb.” (HR
Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadis Ketiga
Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya Allah pada malam nishfu Sya’ban mengawasi seluruh
mahluk-Nya dan mengampuni semuanya kecuali orang musyrik atau orang yang
bermusuhan.” (HR Ibnu Majah)
Hadis Keempat
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib KW bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “Jika malam nishfu Sya’ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan
berpuasalah di siang harinya, karena sesungguhnya pada malam itu, setelah
matahari terbenam, Allah turun ke langit dunia dan berkata, Adakah yang
beristighfar kepada Ku, lalu Aku mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki,
lalu Aku memberinya rezeki , adakah yang tertimpa bala’, lalu Aku
menyelamatkannya, demikian seterusnya hingga terbitnya fajar.” (HR Ibnu Majah).
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, kita sebagai umat Islam semestinya tidak melupakan begitu saja, bahwa bulan sya’ban dalah bulan yang mulia. Sesungguhnya bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadhan. Dari sini, umat Islam dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan mempertebal keimanan dan memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan.
Meski menurut para ahli hadist masih berbeda tentang malam nisfu sya’ban ini, namun demikian menurut saya sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat sunnah, memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca’an shalawat, membaca al-Qur’an, bersedekah, berdo’a dan mengerjakan amal-amal salih lainnya.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita. Amiin.
Wallahualam bissawab
Bârakallâhu lî wa lakum, Matur syukran n Terima kasih.
Semoga Bermanfaat ya
Jakarta, 24 Juli 2010
Billahit taufiq wal hidayah
Wassalamualaikum wr.wb
Imam Puji Hartono/IPH(Gus Im)
Rabu, 11 Juni 2014
Kisah Ziarah Kubur Ke Pagatan dan Cantung Majelis Ta'lim Al Karamah
Foto ; Erfin (Kiri) - Hairi ( Kanan)
Kisah
Ziarah Kubur Ke Pagatan dan Cantung
Sesuai
dengan hasil perencanaan yang matang di susun oleh jamaah Majelis Ta’lim Al
Karamah Pimpinan Al Mukaram KH Mughni Abul, bahwa pada Hari minggu tanggal 3
Sya’ban 1435 Hijriah / 1 Juni 2014 masehi sebagian jamaah majelis ta’lim al
karamah akan melakukan ziarah kubur menuju dua maqam waliyullah untuk
bertabaruk dan dzikrul maut. maqam waliyulah yang di tuju dalam kegiatan ziarah
kali ini pertama maqam Mufti Syekh H.M Arsyad Bin Mufti Syaikh Muhammad As’ad
yang mana maqam beliau berada di daerah Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu
Kalimantan Selatan, kemudan yang kedua Ke Maqam Datu Cantung yang berada di
wilayah Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan.
Perjalanan
dimulai pada malam minggu bertolak dari
Tanjung tabalong kira-kira jam 21.30 malam , melewati perjalanan selama 11 jam lebih akhirnya sampai di daerah
pagatan kira-kira jam 9 pagi yang mana sesampainya di sana kami langsung
berziarah ke maqam Mufti Syekh H.M Arsyad Bin Mufti Syaikh Muhammad As’ad, di
maqam auliya allah Mufti Syekh H.M Arsyad Bin Mufti Syaikh Muhammad As’ad kami
melakukan berbagai macam kegiatan di sana , seperti pembacaan surah Yaasin,
Tahlil, doa-doa dengan bertawasul kepada auliya allah yang dimaksud , tepat di
samping maqam terdapat sumur keramat yang mana kami dari para jamaah sebagian
ada yang mengambil berkah dari air tersebut.
Setelah
ritual ziarah di maqam Mufti Syekh H.M Arsyad Bin Mufti Syaikh Muhammad As’ad
pagatan para jamaah segera bergerak menuju kabupaten Kota Baru untuk berziarah
ke maqam datu cantung di Kota baru .
Kegiatan
Ziarah kubur itu telah menjadi agenda rutin (tahunan) para jamaah
majelis ta’lim al Karamah, sebagai wujud menindaklanjuti wasiat abah guru
Sekumpul yang intinya beliau menghimbau kepada kita agar kita memperbanyak
ziarah kubur pada bulan Sya’ban karena bulan sya’ban itu di sebut juga dengan
istilah bulan arwah (Bulan ruh), Lagipula ziarah kubur adalah sebuah amalan
yang baik bahkan dianjurkan oleh rasulullah saw, sebagaimana di dalam sabda
beliau yang berbunyi:
Artinya : “ Dahulu aku melarang
kalian untuk ziarah kubur sekarang ziarahlah kalian semua” ( HR:
Imam Muslim ).
Dan disebutkan didalam
riwayat Imam Ibnu Majah, Rasulullah SAW
bersabda : Artinya
: “Dahulu aku melarang ziarah kubur, sekarang ziarahlah kalian semua karena
sesungguhnya ziarah itu membuat kalian tidak tamak kepada dunia dan
mengingatkanmu akan akhirat.
Dari
kedua hadits di atas bahwa ziarah kubur merupakan sunah rasulullah saw dan
sangat di anjurkan oleh rasulullah saw, oleh karena itulah bentuk pengamalan
dari hadits rasulullah saw tersebut itulah yang memberikan rangsangan kepada
kami untuk melangsungkan ziarah kubur , adapun mengkhususkannya pada bulan
sya’ban sebagai bulan ziarah kubur itupun tidak masalah, di dalam islam sendiri
pun tidak ada larangan untuk mengkhususkan amalan pada waktu tertentu sebagai
mana rasulullah pun juga mengkhususkan amalan pada waktu tertentu , sebagaimana
di jelaskan oleh Imam bukhari dalam sahihnya sebagai berikut:
Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Umar:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي مَسْجِدَ قُبَاءٍ كُلَّ سَبْتٍ مَاشِيًا وَرَاكِبًا وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَفْعَلُهُ
(صحيح البخاري)
“Nabi SAW selalu mendatangi masjid Quba setiap hari sabtu baik dengan berjalan kaki maupun dengan mengendarai kendaraan, sedangkan Abdullah selalu melakukannya.” (HR. Imam al-Bukhari dalam Sahih al-Bukhari I/398 hadits 1174)
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي مَسْجِدَ قُبَاءٍ كُلَّ سَبْتٍ مَاشِيًا وَرَاكِبًا وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَفْعَلُهُ
(صحيح البخاري)
“Nabi SAW selalu mendatangi masjid Quba setiap hari sabtu baik dengan berjalan kaki maupun dengan mengendarai kendaraan, sedangkan Abdullah selalu melakukannya.” (HR. Imam al-Bukhari dalam Sahih al-Bukhari I/398 hadits 1174)
Dalam mengomentari hadits ini al-Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah berkata:
الحديث على اختلاف طرقه دلالة على جواز تخصيص بعض الأيام ببعض الأعمال الصالحة والمداومة على ذلك ، وفيه أن النهي عن شد الرحال لغير المساجد الثلاثة ليس على التحريم
“Hadits ini dengan sekian jalur yang berbeda menunjukkan akan diperbolehkannya menjadikan hari-hari tertentu untuk sebuah ritual yang baik dan istiqamah. Hadits ini juga menerangkan bahwa larangan bepergian ke selain tiga masjid (Masjid al-Haram, Masjid al-Aqsa, dan Masjid Nabawi tidak haram). (al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari III/69, Dar al-Fikr Beirut)
Bahkan di dalam hadits lain yang
diriwayatkan oleh Suhail bin Abi Shalih al-Taimi:الحديث على اختلاف طرقه دلالة على جواز تخصيص بعض الأيام ببعض الأعمال الصالحة والمداومة على ذلك ، وفيه أن النهي عن شد الرحال لغير المساجد الثلاثة ليس على التحريم
“Hadits ini dengan sekian jalur yang berbeda menunjukkan akan diperbolehkannya menjadikan hari-hari tertentu untuk sebuah ritual yang baik dan istiqamah. Hadits ini juga menerangkan bahwa larangan bepergian ke selain tiga masjid (Masjid al-Haram, Masjid al-Aqsa, dan Masjid Nabawi tidak haram). (al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari III/69, Dar al-Fikr Beirut)
كان النبي صلی الله علیه و آله يأتي قبور الشهداء عند رأس الحول فيقول: السلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار و
وكان ابو بكر و عمر وعثمان يفعلُون ذلك
Artinya : “Nabi SAW mendatangi kuburan orang-orang yang mati syahid ketika awal tahun, beliau bersabda: “Keselamatan semoga terlimpah atas kamu sekalian, karena kesabaranmu dan sebaik-baiknya tempat kembali ke surga. “Shahabat Abu Bakar, Umar dan Utsman juga melakukan hal yang sama seperti Nabi SAW.” (diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dalam Mushannaf, III/537 dan al-Waqidi dalam al-Maghazi).
Dari hadits
di atas jelas menghususkan amalan ibadah pada waktu tertentu jelaslah dilakukan
oleh rasulullah begitupula para sahabat sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Abdurrazzaq dalam Mushannaf, III/537 dan al-Waqidi dalam al-Maghazi.
Dari paparan di atas tidak masalah
menjadikan bulan sya’ban sebagai bulan ziarah , apalagi hal ini juga dilakukan
oleh rasulullah para sahabat, dan juga merupakan anjuran oleh guru kita al
alamah al mukaram Kh Zaini abdul Ghani ( Abah Guru Sekumpul)
Adapun masalah bertabaruk di
tempat pekuburan juga tidak masalah bahkan di anjurkan sebagaimana akan di jelaskan
berikut ini
Dawud bin Abi Shaleh mengatakan:
“Suatu saat Marwan bin Hakam datang ke Masjid (Nabawi). Dia melihat seorang
lelaki telah meletakkan wajahnya di atas makam Rasul. Kemudian Marwan menarik
leher dan mengatakan: “sadarkah apa yang telah engkau lakukan?”. Kemudian
lelaki itu menengok ke arah Marwan (ternyata lelaki itu adalah Abu Ayyub
al-Anshari) dan mengatakan: “Ya, aku bukan datang untuk seonggok batu, aku
datang di sisi Rasul. Aku pernah mendengar Rasul bersabda: Sewaktu agama dipegang
oleh pakarnya (ahli) maka janganlah menagis untuk agama tersebut. Namun ketika
agama dipegang oleh yang bukan ahlinya maka tangisilah”.” (Lihat:
Mustadrak ala as-Shohihain karya al-Hakim an-Naisaburi Jilid: 4 Halaman: 560
Hadis ke-8571 atau Wafa’ al-Wafa’ karya Samhudi Jilid: 4 Halaman 1404).
Kemudian di dalam riwayat yang
lain juga dikatakan :
Abu Darda’ dalam sebuah riwayat
menyebutkan: “Suatu saat, Bilal (al-Habsyi) bermimpi bertemu dengan Rasul.
Beliau bersabda kepada Bilal: “Wahai Bilal, ada apa gerangan dengan
ketidakperhatianmu (jafa’)? Apakah belum datang saatnya engkau
menziarahiku?”. Selepas itu, dengan perasaan sedih, Bilal segera terbangun dari
tidurnya dan bergegas mengendarai tunggangannya menuju Madinah. Lalu Bilal
mendatangi kubur Nabi sambil menangis lantas meletakkan wajahnya di atas pusara
Rasul. Selang beberapa lama, Hasan dan Husein (cucu Rasul) datang. Lantas Bilal
mendekap dan mencium keduanya”. (Lihat: Tarikh Damsyiq jilid 7 Halaman: 137, Usud
al-Ghabah karya Ibnu Hajar Jilid: 1 Halaman: 208, Tahdzibul Kamal jilid: 4
Halaman: 289, dan Siar A’lam an-Nubala’ karya Adz-Dzahabi Jilid: 1 Halaman 358)
Nah
dari dalil di atas jelaslah bertabaruk ke maqam/pekuburan sudah jelas dilakukan
para sahabat nabi saw, maka apa yang dilakukan di cantung dan pagatan oleh para
jamaah majelis ta’lim al karamah adalah merupakan upaya untuk mengikuti sunah
nabi dan para sahabat serta shalafus shaleh.
Wallahualam….
Ditulis oleh
Febry Erfin Wardhana
Referensi
Sarkub.com
Salafytobat.wordpress.com
salafyindonesia.wordpress.com
Selasa, 10 Juni 2014
Awal catatan
Alhamdulillah , akhirnya jadi juga blog perdana ku (erfin Wardhana) dan Insya allah melalui blog ini aku dapat berbagi informasi mengenai banyak hal kepada pengunjung sekalian , Aminnnn....
Tunggu Postingan Berikutnya
Tunggu Postingan Berikutnya
Langganan:
Postingan (Atom)