Rabu, 11 Juni 2014

Kisah Ziarah Kubur Ke Pagatan dan Cantung Majelis Ta'lim Al Karamah



Foto ; Erfin (Kiri) - Hairi ( Kanan)

Kisah Ziarah Kubur Ke Pagatan dan Cantung
                Sesuai dengan hasil perencanaan yang matang di susun oleh jamaah Majelis Ta’lim Al Karamah Pimpinan Al Mukaram KH Mughni Abul, bahwa pada Hari minggu tanggal 3 Sya’ban 1435 Hijriah / 1 Juni 2014 masehi sebagian jamaah majelis ta’lim al karamah akan melakukan ziarah kubur menuju dua maqam waliyullah untuk bertabaruk dan dzikrul maut. maqam waliyulah yang di tuju dalam kegiatan ziarah kali ini pertama maqam Mufti Syekh H.M Arsyad Bin Mufti Syaikh Muhammad As’ad yang mana maqam beliau berada di daerah Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan, kemudan yang kedua Ke Maqam Datu Cantung yang berada di wilayah Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan.
                Perjalanan dimulai pada malam minggu bertolak  dari Tanjung tabalong kira-kira jam 21.30 malam , melewati perjalanan  selama 11 jam lebih akhirnya sampai di daerah pagatan kira-kira jam 9 pagi yang mana sesampainya di sana kami langsung berziarah ke maqam Mufti Syekh H.M Arsyad Bin Mufti Syaikh Muhammad As’ad, di maqam auliya allah Mufti Syekh H.M Arsyad Bin Mufti Syaikh Muhammad As’ad kami melakukan berbagai macam kegiatan di sana , seperti pembacaan surah Yaasin, Tahlil, doa-doa dengan bertawasul kepada auliya allah yang dimaksud , tepat di samping maqam terdapat sumur keramat yang mana kami dari para jamaah sebagian ada yang mengambil berkah dari air tersebut.
                Setelah ritual ziarah di maqam Mufti Syekh H.M Arsyad Bin Mufti Syaikh Muhammad As’ad pagatan para jamaah segera bergerak menuju kabupaten Kota Baru untuk berziarah ke maqam datu cantung di Kota baru .
                 Kegiatan  Ziarah kubur itu telah menjadi agenda rutin (tahunan) para jamaah majelis ta’lim al Karamah, sebagai wujud menindaklanjuti wasiat abah guru Sekumpul yang intinya beliau menghimbau kepada kita agar kita memperbanyak ziarah kubur pada bulan Sya’ban karena bulan sya’ban itu di sebut juga dengan istilah bulan arwah (Bulan ruh),  Lagipula ziarah kubur adalah sebuah amalan yang baik bahkan dianjurkan oleh rasulullah saw, sebagaimana di dalam sabda beliau yang berbunyi:
Artinya : “ Dahulu aku melarang kalian untuk ziarah kubur sekarang ziarahlah kalian semua”  ( HR: Imam Muslim ).
 Dan disebutkan didalam riwayat Imam Ibnu Majah, Rasulullah  SAW bersabda :                                       Artinya : “Dahulu aku melarang ziarah kubur, sekarang ziarahlah kalian semua karena sesungguhnya ziarah itu membuat kalian tidak tamak kepada dunia dan mengingatkanmu akan akhirat.
Dari kedua hadits di atas bahwa ziarah kubur merupakan sunah rasulullah saw dan sangat di anjurkan oleh rasulullah saw, oleh karena itulah bentuk pengamalan dari hadits rasulullah saw tersebut itulah yang memberikan rangsangan kepada kami untuk melangsungkan ziarah kubur , adapun mengkhususkannya pada bulan sya’ban sebagai bulan ziarah kubur itupun tidak masalah, di dalam islam sendiri pun tidak ada larangan untuk mengkhususkan amalan pada waktu tertentu sebagai mana rasulullah pun juga mengkhususkan amalan pada waktu tertentu , sebagaimana di jelaskan oleh Imam bukhari dalam sahihnya sebagai berikut:
Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Umar:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي مَسْجِدَ قُبَاءٍ كُلَّ سَبْتٍ مَاشِيًا وَرَاكِبًا وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَفْعَلُهُ
(
صحيح البخاري)
“Nabi SAW selalu mendatangi masjid Quba setiap hari sabtu baik dengan berjalan kaki maupun dengan mengendarai kendaraan, sedangkan Abdullah selalu melakukannya.” (HR. Imam al-Bukhari dalam Sahih al-Bukhari I/398 hadits 1174)
Dalam mengomentari hadits ini al-Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah berkata:
الحديث  على اختلاف طرقه دلالة على جواز تخصيص بعض الأيام ببعض الأعمال الصالحة والمداومة على ذلك ، وفيه أن النهي عن شد الرحال لغير المساجد الثلاثة ليس على التحريم
“Hadits ini dengan sekian jalur yang berbeda menunjukkan akan diperbolehkannya menjadikan hari-hari tertentu untuk sebuah ritual yang baik dan istiqamah. Hadits ini juga menerangkan bahwa larangan bepergian ke selain tiga masjid (Masjid al-Haram, Masjid al-Aqsa, dan Masjid Nabawi tidak haram). (al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari III/69, Dar al-Fikr Beirut)
                Bahkan di dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Suhail bin Abi Shalih al-Taimi:
كان النبي صلی الله علیه و آله يأتي قبور الشهداء عند رأس الحول فيقول: السلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار و
وكان ابو بكر و عمر وعثمان يفعلُون ذلك
Artinya : “Nabi SAW mendatangi kuburan orang-orang yang mati syahid ketika awal tahun, beliau bersabda: “Keselamatan semoga terlimpah atas kamu sekalian, karena kesabaranmu dan sebaik-baiknya tempat kembali ke surga. “Shahabat Abu Bakar, Umar dan Utsman juga melakukan hal yang sama seperti Nabi SAW.” (diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dalam Mushannaf, III/537 dan al-Waqidi dalam al-Maghazi).

                Dari hadits di atas jelas menghususkan amalan ibadah pada waktu tertentu jelaslah dilakukan oleh rasulullah begitupula para sahabat sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dalam Mushannaf, III/537 dan al-Waqidi dalam al-Maghazi.
Dari paparan di atas tidak masalah menjadikan bulan sya’ban sebagai bulan ziarah , apalagi hal ini juga dilakukan oleh rasulullah para sahabat, dan juga merupakan anjuran oleh guru kita al alamah al mukaram Kh Zaini abdul Ghani ( Abah Guru Sekumpul)

Adapun masalah bertabaruk di tempat pekuburan juga tidak masalah bahkan di anjurkan sebagaimana akan di jelaskan berikut ini
Dawud bin Abi Shaleh mengatakan: “Suatu saat Marwan bin Hakam datang ke Masjid (Nabawi). Dia melihat seorang lelaki telah meletakkan wajahnya di atas makam Rasul. Kemudian Marwan menarik leher dan mengatakan: “sadarkah apa yang telah engkau lakukan?”. Kemudian lelaki itu menengok ke arah Marwan (ternyata lelaki itu adalah Abu Ayyub al-Anshari) dan mengatakan: “Ya, aku bukan datang untuk seonggok batu, aku datang di sisi Rasul. Aku pernah mendengar Rasul bersabda: Sewaktu agama dipegang oleh pakarnya (ahli) maka janganlah menagis untuk agama tersebut. Namun ketika agama dipegang oleh yang bukan ahlinya maka tangisilah”.” (Lihat: Mustadrak ala as-Shohihain karya al-Hakim an-Naisaburi Jilid: 4 Halaman: 560 Hadis ke-8571 atau Wafa’ al-Wafa’ karya Samhudi Jilid: 4 Halaman 1404).
Kemudian di dalam riwayat yang lain juga dikatakan :

Abu Darda’ dalam sebuah riwayat menyebutkan: “Suatu saat, Bilal (al-Habsyi) bermimpi bertemu dengan Rasul. Beliau bersabda kepada Bilal: “Wahai Bilal, ada apa gerangan dengan ketidakperhatianmu (jafa’)? Apakah belum datang saatnya engkau menziarahiku?”. Selepas itu, dengan perasaan sedih, Bilal segera terbangun dari tidurnya dan bergegas mengendarai tunggangannya menuju Madinah. Lalu Bilal mendatangi kubur Nabi sambil menangis lantas meletakkan wajahnya di atas pusara Rasul. Selang beberapa lama, Hasan dan Husein (cucu Rasul) datang. Lantas Bilal mendekap dan mencium keduanya”. (Lihat: Tarikh Damsyiq jilid 7 Halaman: 137, Usud al-Ghabah karya Ibnu Hajar Jilid: 1 Halaman: 208, Tahdzibul Kamal jilid: 4 Halaman: 289, dan Siar A’lam an-Nubala’ karya Adz-Dzahabi Jilid: 1 Halaman 358)
                Nah dari dalil di atas jelaslah bertabaruk ke maqam/pekuburan sudah jelas dilakukan para sahabat nabi saw, maka apa yang dilakukan di cantung dan pagatan oleh para jamaah majelis ta’lim al karamah adalah merupakan upaya untuk mengikuti sunah nabi dan para sahabat serta shalafus shaleh.

Wallahualam….
Ditulis oleh
Febry Erfin Wardhana

Referensi
Sarkub.com
Salafytobat.wordpress.com
salafyindonesia.wordpress.com

1 komentar:

  1. Golden Nugget Casino, Las Vegas - MapYRO
    Golden Nugget Casino · Open since September 2001 · Number of 광주광역 출장안마 Rooms: 4,916 · Inaugural 보령 출장마사지 Reopening Since: 2008 · 여주 출장샵 Number 삼척 출장마사지 of Rooms: 1,664 · Opening Since: 2005. 용인 출장안마

    BalasHapus